Contoh Limbah Cair Rumah Tangga
Contoh Limbah Rumah Tangga
Dampak Limbah Rumah Tangga bagi Lingkungan
Penanganan limbah rumah tangga secara sembarangan akan mengakibatkan kerusakan dan pencemaran pada lingkungan. Kerusakan dan pencemaran lingkungan ini akan berdampak buruk bagi masyarakat, seperti mengakibatkan banjir dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Limbah Padat (Sampah)
Limbah padat atau sampah dihasilkan dari berbagai bahan pemenuh kebutuhan rumah tangga yang tersisa atau tidak dibutuhkan lagi. Limbah padat yang dibuang sembarangan akan menyebabkan masalah, berupa pencemaran dan gangguan kelestarian pada lingkungan. Limbah padat atau sampah rumah tangga dibagi menjadi dua macam, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Limbah organik merupakan limbah yang dihasilkan dari sampah sisa makanan, seperti buah, sayuran, dan nasi. Limbah organik akan mengalami pembusukan dan terurai dengan sendirinya. Pembuangan limbah organik yang mengandung protein dapat menyebabkan berbagai dampak, yaitu menimbulkan bau busuk atau bau yang tidak sedap serta menyebabkan perairan menjadi sangat subur atau eutrofikasi yang akan meningkatkan jumlah alga dan fitoplankton secara pesat sehingga mereka akan saling bersaing untuk mendapatkan cahaya yang berguna dalam proses fotosintesis.
Berikut adalah buku mengenai cara mudah untuk membuat pupuk organik.
Limbah anorganik merupakan limbah yang dihasilkan dari bahan sisa atau bahan bekas yang sulit atau bahkan tidak bisa diuraikan melalui proses biologis, seperti kaca, plastik, gabus sintetis (styrofoam), alumunium, dan besi. Penumpukan dan pembuangan limbah jenis ini akan sangat berdampak pada lingkungan, mulai dari mengganggu pemandangan dan kenyamanan hingga menyebabkan tanah menjadi tercemar.
Pengelolaan limbah padat atau sampah rumah tangga dapat dilakukan dengan berbagai metode. Berikut adalah beberapa proses pengelolaan limbah padat atau sampah rumah tangga yang dianjurkan.
Pemilahan menjadi salah satu cara pengelolaan limbah padat yang paling sering dilakukan. Cara ini dilakukan dengan memilah atau memisahkan limbah organik (sampah basah) dan limbah anorganik (sampah kering) oleh masing-masing pelaku rumah tangga. Limbah organik (sampah basah) dapat diolah menjadi pupuk organik atau pupuk kompos oleh pelaku rumah tangga yang memiliki lahan lahan tanaman atau pertanian. Sedangkan limbah anorganik (sampah kering), seperti kaleng, botol, plastik, dan tutup botol, dapat dipilah kembali untuk diberikan kepada pemulung ataupun didaur ulang sehingga menjadi barang yang bernilai.
Berikut adalah buku mengenai berbagai kreasi unik yang dibuat dengan tutup botol.
Pewadahan merupakan kegiatan penampungan sampah sementara secara mandiri sebelum diangkut atau dipindahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dalam metode pengelolaan sampah ini, para pelaku rumah tangga perlu menyediakan wadah, yang akan memisahkan limbah anorganik berdasarkan jenis atau bahannya, di halaman rumah atau di pinggir jalan untuk memudahkan pengumpulan dan pengangkutan sampah serta proses pengolahan selanjutnya. Untuk menghindari timbulnya bau dan terjadinya kebocoran dalam pewadahan, wadah sampah perlu memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tertutup, berasal dari bahan yang tidak mudah rusak dan kedap air, mudah untuk dikosongkan atau diangkut.
Proses pengumpulan limbah padat atau sampah rumah tangga dilakukan oleh para petugas kebersihan yang mendatangi setiap rumah dan mengangkut atau memindahkan sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Proses pengumpulan limbah padat atau sampah rumah tangga juga dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu melalui komunal langsung. Komunal langsung merupakan proses pengambilan limbah padat atau sampah di setiap titik komunal untuk langsung diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa dipindahkan terlebih dahulu.
Kegiatan pengangkutan limbah padat atau sampah rumah tangga dalam proses pengumpulan komunal langsung dilakukan dengan menggunakan kendaraan pengangkut jenis compactor truck, yang memiliki daya tampung 6 m3, serta arm roll truck, yang memiliki daya tampung 4 m3. Kedua kendaraan pengangkut limbah padat atau sampah ini dilengkapi dengan lengan tarik hidrolik yang dikendalikan oleh sopir sehingga dapat bergerak secara otomatis. Dengan adanya lengan tarik hidrolik tersebut, kegiatan pemuatan ataupun pembongkaran sampah dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa bersentuhan langsung dengan sampah. Kendaraan pengangkut jenis compactor truck mempunyai kelebihan untuk melakukan pengepresan limbah padat atau sampah sehingga dapat meningkatkan daya tampungnya.
Sampah yang sebelumnya telah dikumpulkan dan diangkut akan dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS adalah tempat penampungan sebelum sampah kembali dipindahkan menuju tempat pengolahan dan daur ulang atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Limbah padat atau sampah yang telah sampai di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) akan diisolasi atau ditimbun secara aman agar tidak menyebabkan gangguan terhadap lingkungan. Selain melakukan isolasi atau penimbunan sampah, TPA juga akan mengolah sampah dengan melakukan pemilahan sampah, daur ulang sampah anorganik, serta pengomposan sampah organik. Penanganan sampah ini diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah rumah tangga serta gangguan yang disebabkan.
Upaya lain yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengurangi jumlah limbah padat atau sampah rumah tangga serta dampaknya adalah dengan menerapkan konsep 3R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang).
Reduce merupakan kegiatan untuk mengurangi jumlah sampah dengan mengurangi penggunaan bahan atau barang kebutuhan sehari-hari. Pengurangan jumlah bahan atau barang kebutuhan sehari-hari dapat dilakukan melalui enam cara, yaitu: (1) menggunakan bahan atau barang kebutuhan yang dapat bertahan lama atau awet, (2) mengurangi penggunaan barang sekali pakai, (3) mengurangi jumlah barang belanjaan tidak terlalu diperlukan, (4) merawat dan memperbaiki mainan, peralatan rumah tangga, pakaian, dan perkakas yang ada, (5) menggunakan kantong plastik yang sama untuk beberapa kali berbelanja, serta (6) menggunakan keranjang atau kantong belanja yang ramah lingkungan.
Reuse merupakan kegiatan memilah berbagai barang atau bahan yang dapat digunakan kembali serta menghindari penggunaan barang sekali pakai. Dengan menerapkan konsep ini, jangka waktu pemakaian barang akan semakin panjang sehingga jumlah sampah pun akan berkurang. Berikut adalah tiga bentuk penggunaan kembali barang bekas yang dapat dilakukan: (1) menggunakan kembali barang kemasan, seperti botol dan kaleng, dengan fungsi yang sama; (2) menjadikan barang kemasan sebagai tempat untuk menyimpan sesuatu, seperti menggunakan koran bekas sebagai pembungkus sayuran atau barang lain serta menggunakan botol bekas sebagai tempat bibit tanaman; serta (3) memilih menggunakan barang atau bahan yang dapat dipakai berulang kali, seperti baterai isi ulang.
Recycle merupakan kegiatan mendaur ulang barang atau bahan bekas yang sudah tidak berguna lagi. Saat ini semakin banyak industri formal yang melakukan kegiatan daur ulang dengan memanfaatkan barang atau bahan bekas menjadi barang yang bernilai. Beberapa sampah rumah tangga anorganik yang yang dapat didaur ulang, yaitu kertas, gelas, botol, plastik, kaleng, dan sisa kain. Barang-barang tersebut dapat dikumpulkan untuk diberikan atau dijual kepada masyarakat yang mengumpulkan sampah untuk kegiatan daur ulang.
Berikut adalah buku mengenai pengelolaan limbah untuk menghasilkan barang yang bernilai.
Cara Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
Limbah cair rumah tangga adalah cairan limbah rumah tangga yang berasal dari hasil cuci- mencuci dan hasil memasak. Limbah ini harus diberlakkan berbeda dengan limbah yang berasal dari tinja. Sehingga limbah cair ini tidak boleh di buang di septitank. Kandungan sabun yang ada di limbah ini, mampu membunuh mikroorganisme atau bakteri yang bertugas mengurai limbah tinja.Untuk menyalurkan limbah cair rumah tangga diperlukan sarana berupa sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Limbah cair rumah tangga yang berupa tinja dan urine disalurkan ke tangki septik yang dilengkapi dengan sumur resapan. Limbah cair rumah tangga yangberupa air bekas yang dihasilkan dari buangan dapur, kamar mandi, dan sarana cuci tangan disalurkan ke saluran pembuangan air limbah.
Jenis, Contoh, dan Cara Pengelolaan Limbah Rumah Tangga
Upaya pengelolaan limbah rumah tangga secara tepat sangat perlu dilakukan untuk menanggulangi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi. Pengelolaan limbah rumah tangga dapat dilakukan sesuai dengan masing-masing jenisnya. Jenis limbah rumah tangga terbagi menjadi tiga, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah yang berasal kotoran manusia. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis limbah rumah tangga serta cara pengelolaannya.
Limbah Padat (Sampah)
Limbah padat atau sampah dihasilkan dari berbagai bahan pemenuh kebutuhan rumah tangga yang tersisa atau tidak dibutuhkan lagi. Limbah padat yang dibuang sembarangan akan menyebabkan masalah, berupa pencemaran dan gangguan kelestarian pada lingkungan. Limbah padat atau sampah rumah tangga dibagi menjadi dua macam, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Limbah organik merupakan limbah yang dihasilkan dari sampah sisa makanan, seperti buah, sayuran, dan nasi. Limbah organik akan mengalami pembusukan dan terurai dengan sendirinya. Pembuangan limbah organik yang mengandung protein dapat menyebabkan berbagai dampak, yaitu menimbulkan bau busuk atau bau yang tidak sedap serta menyebabkan perairan menjadi sangat subur atau eutrofikasi yang akan meningkatkan jumlah alga dan fitoplankton secara pesat sehingga mereka akan saling bersaing untuk mendapatkan cahaya yang berguna dalam proses fotosintesis.
Berikut adalah buku mengenai cara mudah untuk membuat pupuk organik.
Limbah anorganik merupakan limbah yang dihasilkan dari bahan sisa atau bahan bekas yang sulit atau bahkan tidak bisa diuraikan melalui proses biologis, seperti kaca, plastik, gabus sintetis (styrofoam), alumunium, dan besi. Penumpukan dan pembuangan limbah jenis ini akan sangat berdampak pada lingkungan, mulai dari mengganggu pemandangan dan kenyamanan hingga menyebabkan tanah menjadi tercemar.
Pengelolaan limbah padat atau sampah rumah tangga dapat dilakukan dengan berbagai metode. Berikut adalah beberapa proses pengelolaan limbah padat atau sampah rumah tangga yang dianjurkan.
Pemilahan menjadi salah satu cara pengelolaan limbah padat yang paling sering dilakukan. Cara ini dilakukan dengan memilah atau memisahkan limbah organik (sampah basah) dan limbah anorganik (sampah kering) oleh masing-masing pelaku rumah tangga. Limbah organik (sampah basah) dapat diolah menjadi pupuk organik atau pupuk kompos oleh pelaku rumah tangga yang memiliki lahan lahan tanaman atau pertanian. Sedangkan limbah anorganik (sampah kering), seperti kaleng, botol, plastik, dan tutup botol, dapat dipilah kembali untuk diberikan kepada pemulung ataupun didaur ulang sehingga menjadi barang yang bernilai.
Berikut adalah buku mengenai berbagai kreasi unik yang dibuat dengan tutup botol.
Pewadahan merupakan kegiatan penampungan sampah sementara secara mandiri sebelum diangkut atau dipindahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dalam metode pengelolaan sampah ini, para pelaku rumah tangga perlu menyediakan wadah, yang akan memisahkan limbah anorganik berdasarkan jenis atau bahannya, di halaman rumah atau di pinggir jalan untuk memudahkan pengumpulan dan pengangkutan sampah serta proses pengolahan selanjutnya. Untuk menghindari timbulnya bau dan terjadinya kebocoran dalam pewadahan, wadah sampah perlu memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tertutup, berasal dari bahan yang tidak mudah rusak dan kedap air, mudah untuk dikosongkan atau diangkut.
Proses pengumpulan limbah padat atau sampah rumah tangga dilakukan oleh para petugas kebersihan yang mendatangi setiap rumah dan mengangkut atau memindahkan sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Proses pengumpulan limbah padat atau sampah rumah tangga juga dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu melalui komunal langsung. Komunal langsung merupakan proses pengambilan limbah padat atau sampah di setiap titik komunal untuk langsung diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa dipindahkan terlebih dahulu.
Kegiatan pengangkutan limbah padat atau sampah rumah tangga dalam proses pengumpulan komunal langsung dilakukan dengan menggunakan kendaraan pengangkut jenis compactor truck, yang memiliki daya tampung 6 m3, serta arm roll truck, yang memiliki daya tampung 4 m3. Kedua kendaraan pengangkut limbah padat atau sampah ini dilengkapi dengan lengan tarik hidrolik yang dikendalikan oleh sopir sehingga dapat bergerak secara otomatis. Dengan adanya lengan tarik hidrolik tersebut, kegiatan pemuatan ataupun pembongkaran sampah dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa bersentuhan langsung dengan sampah. Kendaraan pengangkut jenis compactor truck mempunyai kelebihan untuk melakukan pengepresan limbah padat atau sampah sehingga dapat meningkatkan daya tampungnya.
Sampah yang sebelumnya telah dikumpulkan dan diangkut akan dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS adalah tempat penampungan sebelum sampah kembali dipindahkan menuju tempat pengolahan dan daur ulang atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Limbah padat atau sampah yang telah sampai di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) akan diisolasi atau ditimbun secara aman agar tidak menyebabkan gangguan terhadap lingkungan. Selain melakukan isolasi atau penimbunan sampah, TPA juga akan mengolah sampah dengan melakukan pemilahan sampah, daur ulang sampah anorganik, serta pengomposan sampah organik. Penanganan sampah ini diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah rumah tangga serta gangguan yang disebabkan.
Upaya lain yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengurangi jumlah limbah padat atau sampah rumah tangga serta dampaknya adalah dengan menerapkan konsep 3R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang).
Reduce merupakan kegiatan untuk mengurangi jumlah sampah dengan mengurangi penggunaan bahan atau barang kebutuhan sehari-hari. Pengurangan jumlah bahan atau barang kebutuhan sehari-hari dapat dilakukan melalui enam cara, yaitu: (1) menggunakan bahan atau barang kebutuhan yang dapat bertahan lama atau awet, (2) mengurangi penggunaan barang sekali pakai, (3) mengurangi jumlah barang belanjaan tidak terlalu diperlukan, (4) merawat dan memperbaiki mainan, peralatan rumah tangga, pakaian, dan perkakas yang ada, (5) menggunakan kantong plastik yang sama untuk beberapa kali berbelanja, serta (6) menggunakan keranjang atau kantong belanja yang ramah lingkungan.
Reuse merupakan kegiatan memilah berbagai barang atau bahan yang dapat digunakan kembali serta menghindari penggunaan barang sekali pakai. Dengan menerapkan konsep ini, jangka waktu pemakaian barang akan semakin panjang sehingga jumlah sampah pun akan berkurang. Berikut adalah tiga bentuk penggunaan kembali barang bekas yang dapat dilakukan: (1) menggunakan kembali barang kemasan, seperti botol dan kaleng, dengan fungsi yang sama; (2) menjadikan barang kemasan sebagai tempat untuk menyimpan sesuatu, seperti menggunakan koran bekas sebagai pembungkus sayuran atau barang lain serta menggunakan botol bekas sebagai tempat bibit tanaman; serta (3) memilih menggunakan barang atau bahan yang dapat dipakai berulang kali, seperti baterai isi ulang.
Recycle merupakan kegiatan mendaur ulang barang atau bahan bekas yang sudah tidak berguna lagi. Saat ini semakin banyak industri formal yang melakukan kegiatan daur ulang dengan memanfaatkan barang atau bahan bekas menjadi barang yang bernilai. Beberapa sampah rumah tangga anorganik yang yang dapat didaur ulang, yaitu kertas, gelas, botol, plastik, kaleng, dan sisa kain. Barang-barang tersebut dapat dikumpulkan untuk diberikan atau dijual kepada masyarakat yang mengumpulkan sampah untuk kegiatan daur ulang.
Berikut adalah buku mengenai pengelolaan limbah untuk menghasilkan barang yang bernilai.
Jenis, Contoh, dan Cara Pengelolaan Limbah Rumah Tangga
Upaya pengelolaan limbah rumah tangga secara tepat sangat perlu dilakukan untuk menanggulangi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi. Pengelolaan limbah rumah tangga dapat dilakukan sesuai dengan masing-masing jenisnya. Jenis limbah rumah tangga terbagi menjadi tiga, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah yang berasal kotoran manusia. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis limbah rumah tangga serta cara pengelolaannya.
Contoh Limbah Cair Rumah Tangga dan Lingkungan Sekitar
Tidak kalah pentingnya untuk kamu ketahui selain pengertian limbah cair yaitu terkait dengan contoh limbah padat dan cair.
Mengenal contoh ini akan membantu kamu untuk bisa mengidentifikasi dengan baik dan benar terkait limbah yang ditemui.
Mengingat bahwa setiap rumah tangga tidak bisa terlepas dari limbah yang sudah dihasilkan tersebut.
Contoh dari limbah cair rumah tangga yaitu misalnya air bekas mencuci pakaian, peralatan masak, air bekas mandi, maupun sisa makanan yang bentuknya cair.
Jika air limbah ini tidak dikelola dengan baik, maka nantinya bisa menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Untuk mencegah hal ini, perlu untuk membuat saluran air kotor tersendiri maupun bak resapan.
5 Contoh Limbah Anorganik dan Cara Pemanfaatannya Menjadi Produk Berguna
Nah, itu tadi merupakan penjelasan dan contoh limbah padat dan cair yang bisa kamu temukan di lingkungan sekitar serta limbah rumah tangga.
Dari penjelasan ini, kamu bisa mencoba untuk membedakan limbah yang ada di rumah tangga maupun lingkungan sekitarmu.
Tidak hanya ada jenis limbah padat dan cair, masih ada banyak jenis limbah lainnya yang perlu untuk kamu ketahui.
Kamu bisa membaca contoh dan penjelasan berbagai jenis limbah yang ada di lingkungan sekitar melalui situs blog Mamikos.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:
Kost Dekat UNPAD Jatinangor
Kost Dekat UNDIP Semarang
Kost Dekat Unnes Semarang
Kost Dekat ITB Bandung
Kost Dekat ITS Surabaya
Kost Dekat Unesa Surabaya
Kost Dekat UNAIR Surabaya
Kost Dekat UIN Jakarta
Limbah adalah buangan atau sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang mengandung berbagai bahan yang berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan serta makhluk hidup lain. Berdasarkan sumbernya, limbah dapat dikelompok menjadi tiga, yaitu limbah domestik/rumah tangga, limbah industri, dan limbah pertanian.
Limbah domestik/rumah tangga adalah limbah yang bersumber dari pemukiman penduduk, pasar, tempat usaha, dan sebagainya. Contohnya sisa makanan, kulit buah dan sayuran, kertas, plastik, kayu, kaleng bekas, botol bekas dan sebagainya.
Dengan demikian, contoh limbah rumah tangga diantaranya sisa makanan, kulit buah dan sayuran, kertas, plastik, kayu, kaleng bekas, botol bekas dan sebagainya.
Tips Sanitasi : Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
Proses pengamanan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga untuk menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasis lingkungan.
Limbah Padat (Sampah)
Limbah padat atau sampah dihasilkan dari berbagai bahan pemenuh kebutuhan rumah tangga yang tersisa atau tidak dibutuhkan lagi. Limbah padat yang dibuang sembarangan akan menyebabkan masalah, berupa pencemaran dan gangguan kelestarian pada lingkungan. Limbah padat atau sampah rumah tangga dibagi menjadi dua macam, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Limbah organik merupakan limbah yang dihasilkan dari sampah sisa makanan, seperti buah, sayuran, dan nasi. Limbah organik akan mengalami pembusukan dan terurai dengan sendirinya. Pembuangan limbah organik yang mengandung protein dapat menyebabkan berbagai dampak, yaitu menimbulkan bau busuk atau bau yang tidak sedap serta menyebabkan perairan menjadi sangat subur atau eutrofikasi yang akan meningkatkan jumlah alga dan fitoplankton secara pesat sehingga mereka akan saling bersaing untuk mendapatkan cahaya yang berguna dalam proses fotosintesis.
Berikut adalah buku mengenai cara mudah untuk membuat pupuk organik.
Limbah anorganik merupakan limbah yang dihasilkan dari bahan sisa atau bahan bekas yang sulit atau bahkan tidak bisa diuraikan melalui proses biologis, seperti kaca, plastik, gabus sintetis (styrofoam), alumunium, dan besi. Penumpukan dan pembuangan limbah jenis ini akan sangat berdampak pada lingkungan, mulai dari mengganggu pemandangan dan kenyamanan hingga menyebabkan tanah menjadi tercemar.
Pengelolaan limbah padat atau sampah rumah tangga dapat dilakukan dengan berbagai metode. Berikut adalah beberapa proses pengelolaan limbah padat atau sampah rumah tangga yang dianjurkan.
Pemilahan menjadi salah satu cara pengelolaan limbah padat yang paling sering dilakukan. Cara ini dilakukan dengan memilah atau memisahkan limbah organik (sampah basah) dan limbah anorganik (sampah kering) oleh masing-masing pelaku rumah tangga. Limbah organik (sampah basah) dapat diolah menjadi pupuk organik atau pupuk kompos oleh pelaku rumah tangga yang memiliki lahan lahan tanaman atau pertanian. Sedangkan limbah anorganik (sampah kering), seperti kaleng, botol, plastik, dan tutup botol, dapat dipilah kembali untuk diberikan kepada pemulung ataupun didaur ulang sehingga menjadi barang yang bernilai.
Berikut adalah buku mengenai berbagai kreasi unik yang dibuat dengan tutup botol.
Pewadahan merupakan kegiatan penampungan sampah sementara secara mandiri sebelum diangkut atau dipindahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dalam metode pengelolaan sampah ini, para pelaku rumah tangga perlu menyediakan wadah, yang akan memisahkan limbah anorganik berdasarkan jenis atau bahannya, di halaman rumah atau di pinggir jalan untuk memudahkan pengumpulan dan pengangkutan sampah serta proses pengolahan selanjutnya. Untuk menghindari timbulnya bau dan terjadinya kebocoran dalam pewadahan, wadah sampah perlu memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tertutup, berasal dari bahan yang tidak mudah rusak dan kedap air, mudah untuk dikosongkan atau diangkut.
Proses pengumpulan limbah padat atau sampah rumah tangga dilakukan oleh para petugas kebersihan yang mendatangi setiap rumah dan mengangkut atau memindahkan sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Proses pengumpulan limbah padat atau sampah rumah tangga juga dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu melalui komunal langsung. Komunal langsung merupakan proses pengambilan limbah padat atau sampah di setiap titik komunal untuk langsung diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa dipindahkan terlebih dahulu.
Kegiatan pengangkutan limbah padat atau sampah rumah tangga dalam proses pengumpulan komunal langsung dilakukan dengan menggunakan kendaraan pengangkut jenis compactor truck, yang memiliki daya tampung 6 m3, serta arm roll truck, yang memiliki daya tampung 4 m3. Kedua kendaraan pengangkut limbah padat atau sampah ini dilengkapi dengan lengan tarik hidrolik yang dikendalikan oleh sopir sehingga dapat bergerak secara otomatis. Dengan adanya lengan tarik hidrolik tersebut, kegiatan pemuatan ataupun pembongkaran sampah dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa bersentuhan langsung dengan sampah. Kendaraan pengangkut jenis compactor truck mempunyai kelebihan untuk melakukan pengepresan limbah padat atau sampah sehingga dapat meningkatkan daya tampungnya.
Sampah yang sebelumnya telah dikumpulkan dan diangkut akan dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS adalah tempat penampungan sebelum sampah kembali dipindahkan menuju tempat pengolahan dan daur ulang atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Limbah padat atau sampah yang telah sampai di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) akan diisolasi atau ditimbun secara aman agar tidak menyebabkan gangguan terhadap lingkungan. Selain melakukan isolasi atau penimbunan sampah, TPA juga akan mengolah sampah dengan melakukan pemilahan sampah, daur ulang sampah anorganik, serta pengomposan sampah organik. Penanganan sampah ini diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah rumah tangga serta gangguan yang disebabkan.
Upaya lain yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengurangi jumlah limbah padat atau sampah rumah tangga serta dampaknya adalah dengan menerapkan konsep 3R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang).
Reduce merupakan kegiatan untuk mengurangi jumlah sampah dengan mengurangi penggunaan bahan atau barang kebutuhan sehari-hari. Pengurangan jumlah bahan atau barang kebutuhan sehari-hari dapat dilakukan melalui enam cara, yaitu: (1) menggunakan bahan atau barang kebutuhan yang dapat bertahan lama atau awet, (2) mengurangi penggunaan barang sekali pakai, (3) mengurangi jumlah barang belanjaan tidak terlalu diperlukan, (4) merawat dan memperbaiki mainan, peralatan rumah tangga, pakaian, dan perkakas yang ada, (5) menggunakan kantong plastik yang sama untuk beberapa kali berbelanja, serta (6) menggunakan keranjang atau kantong belanja yang ramah lingkungan.
Reuse merupakan kegiatan memilah berbagai barang atau bahan yang dapat digunakan kembali serta menghindari penggunaan barang sekali pakai. Dengan menerapkan konsep ini, jangka waktu pemakaian barang akan semakin panjang sehingga jumlah sampah pun akan berkurang. Berikut adalah tiga bentuk penggunaan kembali barang bekas yang dapat dilakukan: (1) menggunakan kembali barang kemasan, seperti botol dan kaleng, dengan fungsi yang sama; (2) menjadikan barang kemasan sebagai tempat untuk menyimpan sesuatu, seperti menggunakan koran bekas sebagai pembungkus sayuran atau barang lain serta menggunakan botol bekas sebagai tempat bibit tanaman; serta (3) memilih menggunakan barang atau bahan yang dapat dipakai berulang kali, seperti baterai isi ulang.
Recycle merupakan kegiatan mendaur ulang barang atau bahan bekas yang sudah tidak berguna lagi. Saat ini semakin banyak industri formal yang melakukan kegiatan daur ulang dengan memanfaatkan barang atau bahan bekas menjadi barang yang bernilai. Beberapa sampah rumah tangga anorganik yang yang dapat didaur ulang, yaitu kertas, gelas, botol, plastik, kaleng, dan sisa kain. Barang-barang tersebut dapat dikumpulkan untuk diberikan atau dijual kepada masyarakat yang mengumpulkan sampah untuk kegiatan daur ulang.
Berikut adalah buku mengenai pengelolaan limbah untuk menghasilkan barang yang bernilai.